ANWAR HAFID GUBERNUR SULTENG, JIKA …

(bagian 3)

PENULIS :
HANAFI SARO
Seniman / pewarta politik

Di tulisan sebelumnya, saya sudah menjelaskan AH jgubernur Sulteng periode 2024-2029 jika mesin partai memiliki kaki kokoh dengan menempatkan 8-9 anggota legislatifnya di parlemen Sulteng. Syarat ini mutlak wajib dipenuhi Demokrat agar AH bisa diusung sendiri tanpa dipusingkan dengan kata KOALISI. ini juga menjaga agar tidak ada manuver politik yang bakal menjegal AH di Pilgub kelak. Ingat, 2019 sudah menjadi pelajaran berharga bagaimana manuver-manuver politik lawan bisa mematikan langkah AH. Saya juga sudah mengupas siapa pasangan ideal AH agar melenggang mudah di kursi DN 1 Sulteng. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kalau hasil pileg 2024 tidak memuaskan AH dan kolaisi kembali gagal? Maka langkah mundur patut diperhitungkan AH dengan planning B. AH kepalang basah harus mencari dukungan independen.Memang ini terlihat tabu Namun, AH dikenal masyarakat Sulteng dan warga akan membantu AH mengumpulkan ratusan ribu KTP sebagai wujud kecintaan kepada AH.

LINGKARAN OLIGARKI

Inilah ruang rumit yang bisa menjadi kartu AS maju tidaknya AH di Pilgub Sulteng. Lingkaran Oligarki ini menjadi seksi saya bahas karena suka tidak suka akan menjadi penentu. Seperti apa lingkaran Oligarki di Sulteng? AH harus membaca ini sebagai bentuk kewaspadaan agar tidak tersingkir sebelum perang. AH harus mampu bermanuver bahkan bila perlu harus mengayunkan langkah mundur. Ada kekuasaan kecil yang bermain di peta politik Pilgub kelak dan itu terlihat nyata saat kontestasi tahun 2019 dimana AH sulit mendapatkan sisa kursi untuk mencukupi ketentuan KPU 2019, AH tersekap dengan lingkaran Oligarki yang tidak bisa dibendung. Prediksi-prediksi liar pun mulai berkembang di luar sana, jika AH tidak bisa menjaga dan masuk di ritme lingkaran Oligarki ini, maka AH bernasib sama di Pilgub 2024. AH akan tersandera kembali oleh lingkaran Oligarki yang tidak menginginkan mantan bupati Morowali 2 periode itu maju. Prediksi liar lainnya berkembang, AH bahkan dipasangkan dulu sebagai 02 untuk memutus mata rantai lingkaran Oligarki itu. Nah, kemungkinan ini bisa dibuyarkan jika konsolidasi partai berjala dan Demokrat memiliki cukup kursi untuk mengusung AH tanpa koalisi.

Sekali lagi, AH wajib bermain ciamik di lingkaran Oligarki. Apalagi lawan AH di Pilgub 2024 tidak head to head. Ada 2 lawan tangguh bermarkas di Samratulangi. Namun prediksi liar akan berubah seiring berjalannya dinamika politik Sulteng Apakah Samrutalangi kanan akan legowo satu periode dan menyerahkan kursi pertarungan itu ke AH? ataukan Samratulangi kiri lebih memilih bertarung di kursi parlemen Senayan. Semua bisa terjadi dalam politik. Seperti juga prediksi liar yang mengerucut adanya “main mata” dua Wosu bersatu melawan incumbent. Politik tidak ada kawan dan lawan abadi tetapi kepentingan. Anasir-anasir politik semua bisa terjadi dan biarkan ia bergerak dinamis. Itu saja.*(TAMAT)

Show More
Back to top button