(bagian 1)
Penulis :
HANAFI SARO
Seniman / pewarta politik
Diksi dari judul tulisan ini terkesan ngelaba ala warung kopi, dimana tersaji sedikit tegukan namun beragam debat wajah ditampilkan. Awalnya, saya enjoy memilih judul ini, namun pergulatan sel-sel otak saya akhirnya tidak membuatnya sederhana karena dibutuhkan ritme, anasir, logaritna dari sebuah kerangka fikir yang tidak meninabobokan sosok Anwar Hafid (AH) dengan hanya menempel jargon pemanis “Asal Bapak Senang”. Saya mulai saja dari :
MESIN PARTAI
2024 masuk tahun politik Demokrat Sulteng dan AH tidak bisa dipisahkan karena dialah nahkoda partai besutan AHY di Sulteng. Maju tidaknya AH di bursa gubernur Sulteng periode 2024-2029 tidak lepas dari power partai. Dibutuhkan Kerja keras partai berlambang Mercy dengan tetap berpedoman sebagai partai cerdas, santun dan berwibawa. Tentu, AH tersenyum manis semanis tebu, jika bidak caturnya mampu menjadi penyerang sekaligus benteng menahan gempuran serangan lawan. Pilihan caleg menjadi skala prioritas jelang tahun politik. Tidak ada lagi istilah asal comot apalagi asal memenuhi kuota. Demokrat bukan ikan gurame yang disajikan di alas daun pisang dengan olahan rempah ala kadarnya. Demokrat adalah ikan gurame yang dihidangkan oleh koki-koki profesional dan memantik pengunjung melahapnya dengan pujian. Jangan sampai di 2024, AH kembali menjadi penonton karena mesin partai tak cukup gagah mengusung AH dengan hanya bermodal 4 kursi di parlemen. Jangan sampai mesin partai meninabobokan AH dengan segala pergulatan bidak caturnya yang berjalan mboto-mboto (cari selamat sendiri, red). Sakitnya tuch disini…
Sejatinya, koalisi bukan tabu. Dia sudah menjadi kelaziman sebagai bentuk pemakluman politik. Namun suka tidak suka, butuh deal politik dan energi membangun ruang koalisi yang solid. Sekali lagi, jangan melupakan bahwa AH pernah merasakan “resiko politik” berujung gagal menjadi kontestan. Bidak caturnya harus mengambil strategi menyerang GM Antony Karpov atau langkah jitu bertahan GM Utut Adianto.
PASANGAN IDEAL
Politik itu hitam putih. Politik itu pertaruhan kepentingan. Untuk memenangkan pertandingan, langkah bidak catur harus tepat. Pion memakan pion., Gajah dikorbankan untuk membangun strategi menyerang. AH harus pandai memainkan langkah bidak caturnya termasuk memilik pasangan ideal di Pilgub 2024 nanti. Warga Sulteng tahu, AH adalah figur penting di dunia politik. Ia lahir di zona Timur. Maka tidaklah tabu jika kemudian dia melirik wakilnya dari zona lembah Palu dan sekitarnya. Ada banyak tokoh politik yang bisa membantunya kelak. Saya mulai runut dari nama Iwan Lapata, Hidayat Lamakarate, Rendy Lamadjido Kasman Lassa, Habsa Yanti Ponulele hingga nama Syamsurizal Tombolotutu. Semua nama di atas layak mendampingi AH dengan segala pertimbangan plus minusnya.
Prediksi-prediksi liar sudah mengalir deras mulai dari obrolan warung kopi, bincang santai di meja-meja akademisi hingga guyon politik di ruang-ruang fraksi. Silang pendapat siapa pasangan ideal AH tak bisa dihindari karena berpendapat adalah rasa merdeka itu sendiri. (BERSAMBUNG)