Hantu Berbaju Merah “Ma’ Eta” Masih Muncul di Sungai Kelapa Dua?

LUWUK – Semenjak dahulu hingga beberapa tahun belakangan ini aliran Sungai Kelapa Dua Luwuk sering menelan korban jiwa manusia. Oleh sebagian warga sering mengaitkan dengan tumbal dari hantu berambut panjang berbaju merah “Ma’eta”.

 

 

Bagi orang asli Kota Luwuk sendiri nama hantu ini sudah tidak asing lagi, maka tak heran jika menelisik data redaksi media ini, ada dua kasus yang  sempat mengemparkan warga terkait orang yang dikabarkan hilang tenggelam akibat jadi tumbal hantu tersebut.

 

 

“Kalu Ma’Eta biasa masih dapaliat ba’muncul”, ujar Ambran (25) warga yang pernah menempati aliran sungai tersebut.

Menurutnya, bukan hanya dia yang sering melihat penampakan hantu berbaju merah ini. Ada beberapa warga lain juga yang secara tidak sengaja melihatnya.

 

 

“ Kalu orang asli di sini yang bagitu itu dianggap so biasa, karena memang ini kuala depe tampat ba lewat”, jelas Ambran dengan dialeg Luwuk.

 

 

Lanjut katanya, ia melihat sosok hantu tersebut pada siang bolong dengan cuaca yang dibarengi hujan gerimis. Posisinya saat itu tengah berada diapit bebatuan besar pinggiran sungai dekat bendungan pertama. Sumber juga menyebut ketika kejadian mistik itu ia ditemani rekanya Ipat (26) dimana mereka berdua lagi menyetrum udang. Hal ini sudah sering dilakukan karena memang bebatuan besar di tepian sungai tersebut celah sisinya tempat menyelinap udang-udang besar sehingga untuk memudahkan menangkapnya mereka sering menggunakan setrum listrik dari Batrey Aki.

 

 

Satu ketika saat menunduk menyetrum ia mengangukan kepala dari sela-sela batu besar, dengan refleks Ambran tersentak kaget melihat sosok perempuan berbaju merah berambut pajang lewat menelusuri sungai dengan posisi berlawanan arus air setengah badanya terendam. Ada sekitar kurang lebih sepulu detik penampakan itu terlintas dan kemudian tida-tiba menghilang diarea curahan air bendungan.

 

 

“ Saya kira orang mandi, yuu tiba-tiba kon langsung ba’ilang dia” terang sumber meyakinkan.

 

 

Dengan rasa kaget dan heran bulu kuduknya pun langsung merinding dan spontan Ambran menarik rekanya Ipat yang tengah konsentrasi merunduk menyetrum agar segera beralih meninggalkan tempat tersebut. Sekalipun rekanya kesal dengan ulahnya itu namun Ambran tetap bersikukuh menarik lengan temanya dari tepi sungai dan berlalu ke atas jalan sembari setengah lari. Nanti posisi mereka sudah berdekatan dengan lokasi perumahan, barulah Ambran menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Mendengar keterangan itu Ipal langsung menyepakati untuk membatalkan kegiatan mereka dan kembali pulang.

 

 

Dari adanya kejadian tersebut, Ambran sempat mengalami hal-hal mistik dimana ia sering dihantui sosok tersebut yang seakan memangilnya. Bahkan sumber mengakui pernah di suatu malam tanpa sadar ia sudah berada di luar rumah menuju arah lokasi dimana tempat ia pernah melihat sosok hantu ini. Pernah saat Ambran tengah duduk di depan rumah tiba-tiba ia terpancing dengan ajakan sosok perempuan yang melambaikan tangan dari kegelapan jalan.

 

 

Bagi Ambran samar-samar sosok yang memanggil itu seakan orang yang pernah dikenal. Saat ia keluar yang memanggil  sudah berlalu dan saat ia tersentak dari alam bawah sadarnya ternyata posisinya sudah berada dijalur jalan menuju lokasi tempat diamana ia pernah melihat sosok Ma’Eta.

 

 

“ Saya sempat sakit satu minggu waktu abis baliat Ma’eta, nanti itu ustat yang obat baru ilang itu yang babagitu itu”, demikian sumber ini.

 

 

Seperti diketahui pada tahun 90 an lalu ada korban yang tenggelam di aliran sungai ini namun nanti sepekan kemudian jasadnya baru ditemukan. Yang ironis korban didapat terdampar di bibir pantai wilayah Desa Kayutanyo Kecamatan Luwuk Timur.

 

 

Padahal hanya beberapa saat korban hilang tim pencari langsung memboikot aliran sungai dengan jaring tepatnya di area muara yang berjarak hampir 1 Km dari lokasi kejadian, dan juga oleh tim lain langsung melakukan pencarian dengan menyusuri sungai, sedangkan untuk tempat korban hilang dilakukan penyelaman bahkan juga menggunakan bantuan alat berat exapator untuk melakukan pengalian disekitar medan yang dicurigai tempat terselip korban. Sekalipun tim sudah bekerja siang dan malam 1 X 24 jam, namun jasad korban tetap saja tak dapat ditemukan.

 

 

Nanti sepekan kemudian barulah jasad korban ditemukan oleh warga telah terdampar di bibir pantai wilayah desa Kayutanyo. Kejadian lain yakni adanya korban tenggelam dan menghilang di sekitar lokasi permandian, padahal saat itu ia bersama rekan-rekanya tengah mandi bersama dan korban tiba-tiba hilang ditelan air sungai, namun beberapa saat kemudian korban ini masih dapat ditemukan di sekitar lokasi kejadian dengan kondisi sudah tidak bernyawa.

 

 

Berdasarkan cerita warga asli Luwuk, masih banyak lagi kejadian serupa dan bahkan ada kejadian lain yang mengerikan seperti pembuangan bayi di aliran sungai yang diketahui memiliki  tiga nama penyebutan yakni, Kuala Aer Jatoh, kuala Kalapa Dua, dan Kuala Jole.

 

 

Dengan adanya beberapa mistik baik itu yang terjadi semenjak dahulu maupun yang belum lama ini, tak sedikit dari warga asli Kota Luwuk yang sering menguatkan asumsi mistik bahwa hal itu merupakan tumbal dari “Hantu Kuala Ma’Eta”. Entah hal ini mitos atau fakta, tentu personalah yang menilainya.*

Show More
Back to top button