
BANGGAINET.COM – Asphalt Mixing Plant (AMP) merupakan sarana utama yang harus di miliki oleh Badan Usaha Jasa Konstrusi (kontraktor) manakala hendak mengerjakan proyek jalan konstruksi hotmix.
Beberapa Kabupaten di Sulawesi Tengah sarana AMP masih tergolong jarang di miliki oleh kontraktor lokal. Sekalipun itu ada, palingan hanya satu dua rekanan saja yang memiliki fasilitas tersebut.
Setiap pelaksanaan tahun anggaran khususnya tender proyek jalan milik pemerintah yang dibiayai dari APBD kabupaten maupun provinsi ataupun menggunakan sumber dana lain seperti DAK, masaalah AMP masih menjadi topik utama yang mengemuka untuk dibahas.
Mengingat dalam setiap tender proyek milyaran konstruksi jalan hotmix, masih saja ada perusahaan yang nengikuti kompetisi lelang dengan hanya bermodalkan dokumen jaminan peralatan AMP yang dikeluarkan dari perusahaan lain sebagai pemilik. Bahkan perusahaan yang merental AMP ini bisa jadi pemenang pemegang kontrak, ada apa ini?
Ingat konsekwensi hukum bakal menjerat semua oknum pejabat dan rekanannya yang terlibat kong kalingkong dalam proses tender maupun pelaksanaan lapangan, sebab sudah pasti dengan hal itu asas manfaatnya hanya merugikan masyarakat dan kebocoran keuangan negara/daerah.
Sementara disisi lain perusahaan pemilik AMP juga terdaftar sebagai perusahaan pemenag pemegang kontrak proyek pemerintah di paket berbeda namun dalam lingkup kabupaten yang sama.
Yang menjadi soal kemudian ketika kontraktor yang hanya ditunjang dengan secarik kertas pernyataan jaminan alat AMP dari pihak kontraktor lain sebagai pemilik AMP yang notabene juga megerjakan paket proyek, apakah perusahaan yang hanya diberi jaminan AMP itu akan mampu melaksanakan proyek dengan baik sesuai ketentuan tehknik yang dipersyaratkan? Lantas dorongan apa yang memaksakan kontraktor abal-abal ini harus menjadi pemenang? Menurut uu tindak pidana korupsi KPK menilai hal ini adalah bagian dari indikasi gratifikasi dan suap.
Ingat proses tender itu hanya bagian dari kompetisi melakukan koreksi terhadap kelengkapan administrasi dan kesiapan tehknis untuk mendapat kepercayaan mengelolah proyek pemerintah. Apalagi ada kebijakan bisa hanya menggunakan jaminan peralatan AMP dan alat penunjang lainnya seperti mobilisasi dump truck dan finiser serta alat pemadat dan lainya. Lantas apakah ini menjadi jaminan hingga pada saat pelaksanaan di lapangan? Tentu tidak akan mungkin sebab peralatan tersebut akan di gunakan pemiliknya karena mereka juga tengah mengerjakan proyek dengan konsekwensi tehknisnya harus mengejar watu pelaksanaan (timescedule) yang tepat.
Jelaslah mereka sebagai pemilik AMP itu akan mendahulukan pekerjaanya dari pada kontraktor yang hanya meminjam jaminan alat ke mereka dalam mengikuti lalang proyek di paket pekerjaan lain.
Dengan demikian ancaman keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek yang dikerjakan kontraktor tak miliki AMP akan terjadi. Lantas jika dipaksakan untuk diburu sudah pasti hasilnya tidak akan maksimal sehingga proyek tidak lagi memenuhi kualitas yang diharapkan.
Olehnya itu kembalinya masyarakat selaku penerima manfaat tidak akan dapat menikmati utuhnya hasil pembangunan yang diprogramkan pemerintah yang bersangkutan.
Menurut Aktifis YPB, Albag berdasarkan kajian tehknis yang diketahuinya, jenis- jenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-BC, AC-WC, Ac-Base dan lain- lain.
Asphalt Mixing Plant biasa digunakan pada proyek jalan yang mempunyai kebutuhan hotmix sangat besar. Karena untuk membangun Asphalt Mixing Plant diperlukan peralatan dan biaya yang besar. Perlu perhitungan khusus untung dan rugi jika membangun asphalt mixing plant atau AMP. Apabila proyek jalan dengan kebutuhan hotmix sedikit sebaiknya beli jadi aja hotmix ke AMP lain.
Adapun pengertian secara mendetail Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat dengan aspal drum atau aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal yang bisa digunakan untuk struktur jalan atau sesuai kebutuhan, jelasnya.
Lanjut katanya, ada terdapat 3 jenis Asphalt Mixing Plant antara lain AMP Batch Plant (Jenis Takaran), AMP Drum Mix (Jenis Drum Pencampur), dan AMP Continues Plant (Menerus). Namun AMP yang banyak digunakan di Indonesia adalah AMP Jenis Takaran dan AMP Jenis Drum Pencampur.
Ada dua jenis AMP yang lazim digunakan yakni, jenis takaran (bltch plant), merupakan jenis AMP timbangan dimana komposisi bahan dalam campuran beraspal sudah ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan. Proses pencampuran aspal pada AMP jenis takaran ini dimulai dengan penimbangan aggregat, bahan pengisi (filler) jika diperlukan dan aspal sesuai dengan komposisi yang ditentukan berdasar Job Mix Formula dan dicampur pada pugmill dalam waktu tertentu. Pengaturan bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi fraksi agregat dengan rencana komposisi campuran agar aliran fraksi aggregat dari bin dingin ke bin panas bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana komposisi campuran.
Asphalt mixing plant jenis takaran mempunyai perbedaan di kelengkapan peralatan dibanding AMP jenis Drum Pencampur. AMP jenis takaran mempunyai saringan panas (hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (Weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer). Sedangkan AMP jenis Drum pencampur tidak memiliki, jelas Al sapaan akrab sumber ini.
Kemudian yang satunya lagi katanya, adalah AMP jenis drum pencampur (drum mix), ini merupakan jenis AMP dimana komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan waktu. AMP jenis pencampur drum, aggregat panas langsung dicampur dengan aspal panas di dalam drum pemamas atau di dalam silo pencapur di luar drum pemanas. Penggabungan aggregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecapatan pengaliran dari pompa aspal. Kedua jenis AMP tersebut yang sering digunakan diproyek pemerintah.
Berdasarkan data yabg dihimpun media ini, ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan dalam produksi aspal hotmix diantaranya, pencampuran menuangkan aspal ke dump truck, pemasukan ke alat penghampar, pemadatan awal, pemadatan abtara, pemadatan akhir. Semua rabgkaian pelaksanaan ketentuan tersebut diatur temperatur aspalnya.
Proses pelaksanaan | / Temperatur ºC |
Pencampuran | 145 – 155 |
Menunangkan aspal ke dump truk | 135 – 150 |
Pemasokan ke alat penghampar | 130 – 150 |
Pemadatan awal | 125 – 145 |
Pemadatan antara | 100 – 125 |
Pemadatan akhir | >95 |
Temperatur yang tidak sesuai / lebih rendah dari spesifikasi saat pemadatan dapat mempengaruhi karakteristik dari hotmix antara lain dapat mengurangi nilai density, nilai stabilitas, dan juga nilai flow. Pemadatan yang tidak sempurna mengakibatkan banyaknya rongga dalam campuran aspal, sehingga ikatan antara agregat dengan aspal tidak akan optimal dan mengakibatkan aspal lebih cepat rusak. */