MOILONG – Kelompok tani organic Sumber Tani Lestari, Desa Sumberharjo, Kecamatan Moilong, kini menjadi sentral percontohan petani di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Mereka adalah kelompok tani binaan JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori).
Kamis-Jumat (10-11/5/2023) Tim
Dinas TPHT Sulteng bersama beberapa kelompok tani lingkup wilayah ini melakukan Studi Tiru pada Poktan Organik Sumber Tani Lestari.
Dalam rombongan Ikut 7 Poktan dari 7 kabupaten dan diikuti 16 orang perwakilan kelompok tani yang berasal dari Kota Palu 2 orang, Kabupaten Sigi 2 orang, Kabupaten Donggala 2 Orang, Kabupaten Parigi Moutong 2 orang, Kabupaten Banggai 4 orang, Kabupaten Morowali Utara 2 orang, Kabupaten Morowali 2 orang, serta 9 orang pendamping dari masing-masing wilayah.
Seperti diketahui ada hal yang menarik dan unik dalam metode penerapan sistim pertanian arganik yang di terapkan oleh kelompok Sumber Tani Lestari salah satunya yakni, membasmi hama tikus menggunakan Burung Hantu yang secara ilmiah disebut dengan Strigiformes atau dikenal dengan sebutan Otus Manadensis (Celepuk Sulawesi-red).
Data yang dihimpun media ini ada sekitar 24 rumah permanen burung hantu yang dihuni sepasang burung. Selain itu juga dibangun satu buah kandang penangkaran.
Adapun jumlah burung yang dipelihara saat itu berkisar kurang lebih 50 ekor. Satu burung daya jelajah mangsanya hingga menjapai radius 500 meter. Sementara dalam satu ekor burung hantu bisa makan 3-4 ekor tikus dan lainnya dibunuh tanpa dimakan.
Sedangkan untuk dampak hama tikus terhadap kerusakan padi hanya bisa merusak hingga 25% areal persawahan sementara 75 % areal terbebas dari hama tikus. Dengan adanya perbandingan tersebut tentu akan sangat bermanfaat jika sawah petani ketika dijaga oleh predator tikus. Selain itu ada juga pengembangan lain seperti penggunaan pupuk organik yang diproduksi oleh kelompok Tani Sumber Lestari.
Giat studi ini merupakan kerjasama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPHT) Provinsi Sulawesi Tengah dengan Dinas TPHP Kabupaten Banggai. Selaku tuan rumah Sekertaris Dinas TPHP Kabupaten Banggai, Nuzulisna SP, pada sambutan pembukaan kegiatan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menambah nilai tambah dan daya saing pelaku usaha pertanian organic di Sulawesi Tengah melalui mekanisme sistem jaminan mutu sesuai SNI 6729:2016 organik, yang dikeluarkan lembaga yang berkompeten, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang standardisasi nasional dan Permentan nomor 170 tentang pelaksanaan standar nasional di sektor pertanian, dimana Poktan Tani Lestari Desa Sumberharjo telah memenuhi standard tersebut, sehingga menjadi tujuan utama studi tiru.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada management JOB Tomori yang selama ini bekerja sama dengan Pemda Banggai melalui Dinas TPHP Kabupaten Banggai dalam mengembangkan pertanian organic di daerah ini, sehingga diharapkan ke depan pihak JOB Tomori semakin mengembangkan luasan pertanian organic, karena saat ini dari 25 ribu hektar luas lahan pertanian Kabupaten Banggai, intervensi poktan binaan JOB Tomori yang telah mengembangkan pertanian organic baru 28 hektar,” sebut Nuzulisma.
Begitu pula harapan Supriyono, S.SM, Kasubag Perencanaan Keuangan dan Evaluasi yang mewakili Camat Moilong. Ia menyampaikan apresiasi atas komitmen JOB Tomori mengembangkan pertanian organic di Kecamatan Moilong, namun kedepan diharapkan agar pertanian organic tersebut lebih diperluas lagi bersama-sama dengan program pemda.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Sumberharjo, Baron Hermanto, menyampaikan rasa syukur dan penuh gembira karena kolompok tani di desanya terpilih menjadi sasaran Studi Tiru dari Dinas TPHT Sulteng bersama perwakilan poktan dari 7 kabupaten se-Sulteng.
“Kami sangat bersyukur dan menyambut gembira suluruh peserta studi tiru. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pemda Banggai dan teristimewa kepada JOB Tomori yang selama ini telah bersama-sama dengan warga Desa Sumberharjo dengan penuh kesabaran, membina petani untuk mengembangkan pertanian organic,” ujar Baron sapaan akrabnya.
Rangkaian studi Tiru tersebut di awali dengan pemaparan materi yang disampaikan Hendra Yarno Saadjad, SP dari DInas TPHP Banggai dan Ir. Retno Erningtyas, MP dari Dinas TPHT Sulteng. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapangan melihat langsung kondisi lahan sawah organic, sekaligus melihat secara langsung lokasi penangkaran burung Tyto Alba sebutan lain burung hantu yang dikembangkan sebagai pembasmi hama tikus. Di hari berikutnya, kegiatan dilanjutkan dengan praktik bersama cara pembuatan pupuk organic.
Terpisah, Relation Security & ComDev Manager JOB Tomori, Wisnu Cekti Bhawono, juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai dan Pemerintah Provinsi Sulteng yang telah melakukan giat studi tiru pada kelompok tani binaan JOB Tomori. “Semoga kerja sama yang baik antara JOB Tomori dengan Pemda Banggai dan Pemprov Sulteng terus terjalin baik, sehingga semakin banyak manfaat postif yang dapat dirasakan masyarakat,” pungkasnya. (***)