LUWUK – Rupanya selain masyarakat Desa Koninis yang menghadiri undangan RDP Komisi 2 DPRD Banggai, ada pula masyarakat Desa Tuntung mengadukan dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat dari adanya kegiatan exploitasi Tambang Nikel PT. Koninis Fajar Mineral (KFM).
Dari pengakuan warga kepada para Aleg di Komisi 2 DPRD Banggai bahwa, dengan adanya persoalan itu sebaiknya pihak DPRD dan OPD terkait segera turun ke desa yang terkena dampak ini. Mereka mengingatkan agar Aleg Komisi 2 dan instansi terkait di lingkup Pemda Banggai kalau turun lapangan sebaiknya jangan nanti hanya di musim panas. Masyarakat berharap jika serius mengatasi persoalan ini sebaiknya pengecekan dilakukan pada saat musim penghujan, karena dampak yang ditimbulkan itu akan terjadi ketika situasi diareal tambang itu hujan.
Disitu akan terlihat jelas seperti apa dampak yang sering merugikan masyarakat. Pokonya keberadan perusahaan ini sama sekali tidak mendatangkan asas manfaat yang besar bagi masyarakat justeru hanya mendatangkan bencana. Jika ada yang merasa bermanfaat itu mungkin hanya segelintir orang saja, sementara secara umum masyarakat lebih tertekan dengan adanya ancaman yang merugikan mereka.
Menurut warga bahwa, mereka selalu dibayang –bayangi oleh ancaman banjir bandang, yang kemudian dapat saja mengancam keselamatan jiwa mereka. Selain itu dari sisi kerugian materi juga mengancam ternak, perkebunan ,perumahan dan ruang kelolah ekonomi lain yang menjadi sandaran hidup mereka.
Dalam kesempatan itu, pihak Komisi 2 DPRD Banggai yang diketuai Sukri Jalumang beserta jajaran aleg lain mencermati serus persoalan yang dialami masyarakat. Berdasarkan ungkapan dalam rapat ada beberapa desa lingkar tambang yang sering terkena dampak kegiatan pertambangan nikel itu seperti Pongian, Koninis, Nanga Nangaon dan Tuntung.*/