(dok foto istimewa)
Luwuk – Mendagri Tito Karnavian memuji metode penanganan Covid 19 di Kabupaten Banggai sebab, ditingkat nasional, provinsi, termasuk daerah ini yang menunjukan hasil baik dengan mendasari angka kematian menurun dan penggunaan bangsal di ruang rawat inap pasien anjlok hingga dibawah angka 50%. Dengan keberhasilan penanganannya ia merasa bersyukur terhadap upayah Pemda tersebut. Apresiasi ini disampaikan menteri saat konfrensi pers di Kantor Kabupaten Banggai, Sabtu (25/9).
Sekalipun demikian dia juga berharap supaya Pemda memperbanyak melakukan tes agresif untuk dapat mengambarkan lebih detail laju penularan yang sesuai dengan realita lapangan. Mengingat kata menteri, hingga kini tidak ada satu pihak pun yang dapat memastikan kapan pandemi Covid 19 ini berakhir.
Dalam kesempatan tersebut Mendagri mengharapkan, agar testing Covid-19 tersebut tidak hanya dilakukan dengan antigen, tetapi harus juga menggunakan PCR test.
“Kabupaten Banggai harus ada PCR test”, demikian dorong menteri.
Seperti yang dilansir melalui www.kemendagri.go.id menteri mengatakan, sekarang katanya PCR test itu bukan lagi monopoli pemerintah, sudah banyak vendornya yang menjual dengan harga yang terjangkau dengan APBD, termasuk didalamnya memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penyediaan bahan reagen-nya.
Langkah itu, untuk menambah testing Covid-19 selain menggunakan antigen. Kendati demikian, testing tetap bisa dilakukan bersamaan dengan menggunakan antigen. Meskipun antigen bukanlah standar utama dalam melakukan testing Covid-19. Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat mempercepat penanganan terhadap masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga risiko penyakitnya dapat berkurang.
Di lain sisi, dengan skema pelibatan pihak lain ini juga, dapat membantu Kabupaten Banggai untuk memperoleh hasil testing yang lebih cepat, dibanding mengirim sampel ke daerah lain seperti ke Kota Palu. Pasalnya, bila hasil testing diketahui secara lambat, maka akan membuat data semakin menumpuk. Kondisi ini, bakal membuat data kondisi laju penularan menjadi keliru.
“Karena kalau delay-nya sampai seminggu sampai berminggu-minggu, nanti oleh staf yang menginput data yang minggu lalu ditumpukin sama minggu ini, akibatnya meledak naik, padahal tidak segitu,” ujar Mendagri.
Dengan adanya fasilitas uji sampel ini juga dapat membantu daerah sekitar seperti Morowali, Banggai Kepulauan, dan lainnya dalam melakukan testing Covid-19.
Terlepas dari itu, Mendagri bersyukur karena indikator pengendalian Covid-19 menunjukkan hasil yang baik, di tingkat nasional, provinsi, termasuk Kabupaten Banggai. Hal ini ditandai dengan menurunnya kasus positif Covid-19, dan angka bed occupancy ratio di bawah 50 persen. Selain itu, angka kematian juga turut menurun, dan angka kesembuhan mengalami peningkatan.**