Misteri Hantu Perempuan “Ma’Eta”  Gentayangan di THU Luwuk 

KOTA Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah ternyata juga banyak mengisahkan cerita misteri, salah satunya hantu perempuan yang dijuluki warga sebagai  “Ma’Eta”. Sosok ini sering gentayangan di Tempat Hiburan Umum (THU).
Entah apa alasannya sehingga dikatakan seperti itu, yang jelas julukan ini diperumpamakan bahwa sosok gaib tersebut adalah hantu perempuan berbaju merah yang sesekali waktu dapat mempengaruhi alam sadar seseorang dan ditariknya masuk ke alam lain dibawa penguasaannya.
Sekitar tahun 70-80an diwilayah Tanjung Sari Kelurahan Keraton tepatnya di depan Pelabuhan Pelni Luwuk, pernah menjadi tempat lokasi sarana Taman Hiburan Umum (THU) lengkap dengan fasilitas infrastruktur permanen maupun semi permanen.
Konon katanya manakala ada kegiatan Pameran Pembangunan yang digelar Pemda Kabupaten Banggai, selalu dipusatkan di tempat itu. Hal tersebut berlaku pula untuk acara-acara serupa lainnya.
Di era tahun itu situasi lokasi disekitar THU sebagian besar masih ditutupi dengan semak-semak belukar dan pohon-pohon besar yang kental dengan aura horor.
Oleh sebagian besar warga meyakini jika disitu tempat bersemayamnya sosok penunggu yang disebut sebagai hantu Ma’Eta.
” Kalu dulu tiap ada acara di THU pasti dapat kabar ada orang yang di sambunyinya setan”, ujar Hajim (60).
Menurut bapak yang mengaku pernah ikut andil dalam pembangunan stand pameran di THU itu, setiap ada hajatan hiburan mereka sering dikontrak untuk memperbaiki gapura sebagai pintu masuk ke arena THU dan juga memperbaiki bilik-bilik stand yang sudah ada, utamanya pada bangunan semi permanenya.
Jadi biasanya untuk memburu waktu pengerjaannya, Hajim dan teman pekerja lainya harus lembur sampai larut malam.
“Kalu so jam-jam sambilan lewat, mulai tacium babau komonyan, haaa! tinggal tunggu saja somo lewat itu ma’eta di tengah lapangan”, katanya.
Jika sudah tercium kode bau kemenyan itu, para pekerja langsung menghentikan kegiatanya, jika tidak konsekwensi yang harus diterimia pasti ada diantara mereka yang kerasukan, kehilangan bawa sadar dan tiba-tiba berlari ke arah semak belukar dimana merupakan jalur yang dilewati hantu ma’eta saat dia hendak menghilang.
“Saya pe taman pernah kana setan, torang curiga pengaruhnya ma’eta. Dia tiba-tiba lari bamaso di hutan-hutan di bawa pohon basar. Torang dusu dia te dapat. Nanti ada orang tanjung bagian pante yang datang bakase tau kalu itu taman so didapat di lokasi bekas taman makam pahlawan”, beber Hajim.
Ternyata bukan cuma rekan kerja Hajim yang kerasukan dan lari menghilang. Rupanya saat acara perayaan juga pernah ada dua orang pengunjung yang tiba-tiba tanpa sadar memisahkan diri  teman-teman mereka dan saat dicari beberapa saat lamanya, baruah keduanya di temukan di bawah Pohon Asam besar yang berada di belakang area kompleks THU itu. Bahkan menurut cerita warga ada juga korban kerasukan ditemukan di mulut goa yang dulunya berada disekitar tikungan ujung Tanjung Sari ini. Rata-rata dari korban yang ditemukan kondisinya tidak sadarkan diri matanya menjadi merah membelalak dan menampakan pandangan kosong.
Mereka kemudian disadarkan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kelebihan mengobati hal seperti itu.
Dari penuturan warga yang mengetahui cerita THU itu, selain diselimuti wacana horor di tempat hiburan ini juga sering mengundang terjadinya tindak kejahatan kriminal. Mulai dari kasus pembunuhan, pemerkosaan dan perkelahian pernah mewarnai keberadaan tempat tersebut. **

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button