LUWUK – Ada beberapa daerah di negeri ini yang tiba-tiba berubah menjadi kota hantu.
Hal itu merupakan perumpamaan bagi mereka yang memiliki potensi Migas namun terlena dengan kenikmatan sumber kekayaan alam terbatas ini.
Sebab, diketahui bersama bahwa yang namanya daerah penghasil SDA tersebut, sudah pasti akan memiliki nilai APBD yang tinggi.
Lantas bagaimana jika keberadaan kekayaan alam itu tidak dapat dimanfaatkan dengan baik untuk stabilitas ekonomi jangka panjang ?
Hal inilah yang menjadi problematik daerah penghasil migas manakala mereka terlalu hanyut terlena dan hanya bergantung pada sektor SDA yang tidak dapat diperbaharui itu.
Akibatnya ketika migas habis tersedot, tidak ada lagi sumber pendapatan keuangan lain yang diandalkan untuk menjadi penopang perekinomian daerah dan masyarakatnya, karena APBD tahunan untuk setiap daerah penghasil migas biasanya berkisar diangka trilyunan rupiah.
Lantas ketika migasnya habis jelas nilai APBD akan kembali berubah pada jumlah sebelum ada bagi hasil dari sektor potensial tersebut. Olehnya dengan minimya angaran daerah sudah barang tentu hal ini bermuara terhadap adanya kendala dalam proses pembangunan daerah termasuk didalamnya penguatan ekonomi secara simultan.
Wacana tersebut mengemuka disaat pihak JOB Tomori dan SKK Migas melangsungkan kegiatan Roadshow Kelembagaan dengan berbagai media di Kantor PWI Banggai Bersaudara Luwuk, Selasa (23/5/2023).
“Memang ada daerah yang dulunya kaya raya karena ditopang sektor migas, namun kini dalam tanda kutip telah menjadi kota hantu”, ujar Relaction Security Comdev Manager JOB Tomori, Visnu C Bhawono.
Maka dari itu Banggai yang merupakan daerah penghasil sumber daya alam tersebut, sedini mungkin untuk melakukan penguatan terhadap potensi sumber-sumber ekonomi lain secara simultan dan di yakini dapat berkesinambungan guna penguatan perekonomi jangka panjang.
Dalam kesempatan tersebut Visnu juga memberi gambaran terhadap daerah penghasil migas lain yang tetap memiliki kemapanan segi ekonominya pasca sektor migas mulai menipis. Dimana gagasan itu dirancang jauh hari disaat mereka masih menikmati kejayaan dalam mengenyam bagi hasil migas.
Sumber-sumber ekonomi lain diperkuat dan terus ditingkatkan, sarana dan prasarana penunjang di daerah dilengkapi hingga sampai pada arah pembangunan yang menjadi tujuan utama.
Misalkan, yang dulunya hanya sebagai sentra industri migas kini kotanya juga telah menjadi pusat pertemuan bisnis ataupun kegiatan-kegiatan penting berskala besar baik itu yang dilakukan pihak pemerintah maupun swasta.
Disitulah potensi ruang ekonomi baru terbuka dan kemudian akan menumbuhkan multi evek ekonomi terhadap masyarakat dan pemerintah daerah.
“Jadi tinggal tergantung arah kebijakan pembangunan mau dijadikan apa daerah ini kedepan”, jelasnya.
Menurut Visnu, khusus untuk Banggai diyakini bahwa pimpinan daerahnya pasti sangat memahami akan hal ini, sebab Bupati Banggai paham betul bagai mana cara pemanfaatan potensi sumber daya alam migas demi untuk kepentingan ekonomi jangka panjang.
Sementara terkait dalam topik tersebut, Staf Senior SKK Migas Kalsul, Ary Bagus Pratomo mengatakan, ada juga sample beda yang dilakukan daerah lain sehingga mereka bisa berhasil dalam memanfaatkan potensi sumber daya Migas.
Yang mana disini pemerintah dan masyarakatnya membangun komitmen untuk menggerakan produktifitas potensi lain diluar migas, bahkan hingga sampai daerahnya memiliki sumber dana abadi sebagai save keuangan daerah.
“Ini perlu dijadikan contoh oleh daerah lain yang memiliki potensi sama”, demikian Ary.
Seperti diketahui kegiatan Roadshow Kelembagaan yang dilaksanakan JOB Tomori dengan kalangan media di Banggai ini, intinya guna sebatas mempererat silahturahmi agar tetap selalu bersinergi dalam mengawal investasi besar di daerah ini.
Sementara dalam kesempatan tersebut Ketua PWI Banggai, Iskandar Djiada, S.Sos sangat mengapresiasi apa yang menjadi harapan pihak JOB Tomori dan SKK Migas terkait denga pelibatan media untuk mengexpos kegiatan pengelolaan migas dan dampak positif yang dirasakan masyarakat dan pemerintah daerah. Mengingat dorongan informasi media terhadap kesuksesan pengelolaan investasi ini memiliki dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi secara simultan di Kabupaten Banggai.**