Publik Geram Dengan Aksi Copot Baliho Paslon Anti-Bali, Hal Itu Dinilai Tidak Menuai Simpati

LUWUK- Fenomena pencopotan baliho Sulianti Murad-Samsul Bahri Mang yang belakangan ini marak dilakukan oleh Satpol PP, mendapat tanggapan dari Tokoh Masyarakat Luwuk. Menurutnya, langkah Satpol PP tersebut memang patut dipertanyakan karena cenderung berpihak dan tebang pilih.

“Jangan hanya baliho Paslon lain yang diturunkan. Bagaimana dengan Baliho Petahana? harus adil. Cara seperti ini justru tidak menimbulkan simpati,” kata Madukalang, Tokoh Masyarakat, Kamis (5/9/2024).

Ia menilai, terdapat indikasi kuat terjadinya penggunaan kekuasaan untuk kepentingan politik, seperti fenomena pencopotan baliho yang tebang pilih, fenomena beberapa oknum ASN yang tidak netral, hingga politisasi birokrasi dari tingkat atas hingga tingkat bawah.

Menurut Madukalang, cara pendekatan dengan melakukan mobilisasi ASN dan aparat desa ini sudah sering dilakukan kandidat petahana pada periode-periode sebelumnya namun selalu hasilnya nihil.

Ia menilai, ASN sebetulnya bisa merasakan setiap model kebijakan kepemimpinan di daerah. Terutama yang berkaitan dengan pengangkatan jabatan, yang terkadang tidak sesuai dengan analisis jabatan dan cenderung hanya berdasarkan titipan.

“Inilah sebetulnya yang terjadi, kenapa kemudian banyak di kalangan ASN yang menginginkan perubahan kepemimpinan,” katanya.

Tak dipungkiri memang posisi Paslon Sulianti Murad – Syansul Bahri Mang hingga kini menguasai basis-basis pemilih besar di Kabupaten Banggai, ini karena rakyat mayoritas di daerah ini menginginkan adanya pemimpin yang benar-benar berpihak pada keadilan.

Olehnya dengan adanya kezoliman atas kebijakan pembangunan yang dianggap tidak populis dan ngawur ini, sehingga rakyat di Kabupaten Banggai berharap hanya Paslon Anti-Bali yang bisa diandalkan menjadi simbol perlawanan rakyat semesta. (*)

Show More
Back to top button