Rencana Gelar Konser Musik Akbar, Amirudin Dijuluki Bupati Rocker

LUWUK – Hadiri Acara Banggai Brotherhood Rock Festival, (23/5) di Beach Cafe, Amirudin di juluki oleh kaum musisi milenial lokal sebagai “Bupati Rockers”.
“Saya rencananya akan mendatangkan Band Rock dari Jakarta sehingga ada pembanding buat musisi-musisi kita, Insyaallah di minggu pertama bulan Juni, kita akan dihibur oleh para Rocker dari Jakarta,” imbuhnya.
Janji Bupati Banggai Amirudin ini sebagai bagian dari itikat baiknya dalam dukungan para seniman pemusik lokal khususnya yang konsen di jalur rocok.
Usai memberikan hadiah di festival musik tersebut dalam kesempatan sambutannya, Bupati Banggai mengajak para pegiat musik rock di Kabupaten Banggai untuk meningkatkan skill dan lebih mengasah kemampuan karena mereka diharapkan dapat mengharumkan nama Banggai pada Festival Rock skala Sulawesi Juni mendatang.
“Para peserta akan kita dukung lagi pada festival rock se sulawesi, yang inshaAllah akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juni, oleh sebab itu, kepada teman-teman rocker supaya lebih banyak lagi latihan,” jelas Haji Amir sapaan akrabnya.
Dikesempatan yang sama, dia juga menyampaikan rencana untuk menyelenggarakan festival musik rock yang lebih besar dan meriah di lapangan Alun-Alun Bumi Mutiara Luwuk untuk kembali menyaring putra-putri Banggai yang memiliki talenta di bidang musik rock.
Acara yang diprakarsai Solidaritas Musisi Banggai (SMB) ini menurut informasi Panitia, telah mendapat dukungan dari Kodim 1308/LB, Kejaksaan Negeri Banggai, Polres dan tentunya Pemerintah Kabupaten Banggai.
Perhelatan yang mempertandingkan kehebatan para seniman musik rock se-Kabupaten Banggai itu, dimenangkan oleh Band Rock dengan nama “Not Ready”, kemudian juara kedua ditempati “Balecost Band”, sedangkan posisi ketiga diraih oleh “Agonize Band”.
Selain peringkat yang didasarkan pada performa band, ada pula pemenang yang dianugerahkan kepada player yang ada di setiap Band.
Untuk Best Vocal diraih oleh “Not Ready Band”, Best Guitarist diberikan kepada gitaris “Ballecost Band”, Best Bassist diberikan pada “Not Ready Band”, Best Drummer kembali “Ballecost Band” dan terakhir Best Keyboardist disematkan kepada pemain keyboard “Not Ready Band”.
Juri lomba musik tersebut merupakan musisi dan pakar musik yang telah malang melintang di dunia permusikan Indonesia. Pertama, Agung Saptono, musisi yang pernah mengajar di Ahmad Dhani School Of Rock dan sering menjadi Juri Pre-Casting pada beberapa ajang pencarian bakat di Indonesia, seperti Indonesian Idol, X-Factor dan Rising Star. Berikutnya, Juri kedua adalah Pandan Purwacandra, dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Setelah seluruh peserta menunjukan kepiawaiannya memainkan musik rock, para juri diminta untuk memberikan ulasan dan masukan terkait penampilan mereka.
Agung Saptono menyayangkan beberapa peserta masih melakukan tuning di atas panggung. Menurutnya, tuning atau menyetem alat musik harus sudah dilakukan sebelum peserta tampil.
“Selain tuning, rata-rata peserta belum ada yang menunjukan gimmick, atau sedikit atraksi yang dilakukan ketika tampil, padahal ini bisa menjadi nilai plus,” sambung dia.
Berbeda halnya dengan Agung Saptono, Alih-Alih mengkritik, Pandan Purwacandra mengingatkan para peserta untuk menjaga orisinalitas lagu yang diciptakan, karena melihat perkembangan zaman yang ada saat ini, rata-rata penjualan single dilakukan lewat digital store.
“Sistem digital store merupakan robot yang dengan mudah mendeteksi apakah bagian-bagian di lagu kalian sama dengan lagu orang lain,” ungkapnya.
Diketahui, para peserta dalam penampilan mereka, menyanyikan dua buah lagu. Lagu pertama merupakan ciptaan sendiri, sedangkan lagu selanjutnya merupakan lagu orang lain yang telah diarangsemen kembali.
Turut hadir sebagai tamu undangan, Wakil Bupati Banggai, Drs. H. Furqanudin Masulili, Wakil Ketua 1 dan 2 DPRD Banggai, Batia Sisilia Hadjar dan Samsul Bahri Mang bersama Unsur Forkopimda Banggai.*/pr

Show More
Back to top button